I. PENDAHULUAN
Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang berkembang dengan pesat pada saat ini. Dengan kemajuan teknologi informasi, pengaksesan terhadap data atau informasi yang tersedia dapat berlangsung dengan cepat, efisien serta akurat. Contoh dari hasil kemajuan teknologi informasi adalah berkembangnya jaringan Internet yang memungkinkan seluruh umat manusia di seluruh dunia menggunakan data-data yang tersedia/terhubung dalam jaringan tersebut secara bersama-sama.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi yang sedemikian pesat, maka metoda-metoda baru dalam bidang keamanan atau sekuriti juga dihasilkan. Metoda-metoda baru di bidang sekuriti baik terhadap keamanan transmisi data maupun content atau isi dari data terus dikembangkan untuk menghadapi serangan-serangan yang ditimbulkan sebagai dampak negatif dari pesatnya perkembangan teknologi informasi.
Sektor kesehatan yang merupakan salah satu sektor pembangunan yang sedang mendapat perhatian besar dari pemerintah merupakan salah satu sektor pembangunan yang sangat potensial untuk dapat diintegrasikan dengan kehadiran teknologi informasi. Salah satu contoh aplikasi teknologi informasi di bidang kesehatan adalah dengan mengimplementasikan suatu sistem jaringan kesehatan global dalam satu komunitas, yang dapat berbasis pada local area network, metropolitan area network maupun wide area network, yang menghubungkan beberapa pusat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit.
Dengan kemajuan perkembangan rumah sakit di Indonesia, baik dari aspek administratif atau teknologi, maka proses pelayanan kesehatan di Indonesia dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Untuk mengembangkan mutu rumah sakit dibutuhkan beberapa fasilitas pendukung, dimana salah satu fasilitas pendukung tersebut adalah aplikasi teknologi informasi dalam bidang sistem informasi manajemen rumah sakit.
II. PERUMUSAN MASALAH
Fokus proses bisnis (Business Process) dari suatu rumah sakit adalah pelayanan kesehatan bagi kemanusiaan. Dalam proses bisnis suatu rumah sakit terdapat Key Success Factor (KSF) berupa kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan, sehingga segala aktivitas operasional di rumah sakit harus bertujuan untuk mendukung KSF tersebut.
Salah satu hambatan dalam pelayanan kesehatan pada suatu rumah sakit adalah pengolahan data pada rumah sakit yang mencakup data-data administratif dan fungsional secara efektif dan efisien. Untuk mengatasi hambatan dalam pelayanan kesehatan dalam rumah sakit keberadaan teknologi informasi merupakan salah satu faktor penunjang untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, yang merupakan tujuan bisnis proses dari suatu rumah sakit.
Perencanaan suatu sistem informasi rumah sakit dilakukan dengan mempertimbangkan dua faktor yang informasi dan proses, yang berbasis pada struktur manajemen rumah sakit yang bersangkutan. Secara garis besar struktur manajemen suatu rumah sakit dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian struktural dan fungsional. Aktivitas pada bagian struktural lebih berhubungan dengan penanganan aspek administratif dari rumah sakit yang bersangkutan seperti pembayaran dan perlengkapan, sedangkan aktivitas pada bagian fungsional lebih terfokus pada sisi pelayanan kesehatan pada pasien.
Faktor lain yang tidak kalah penting untuk menjadi dasar pengembangan sistem informasi rumah sakit adalah faktor keamanan, baik keamanan terhadap transmisi data maupun keamanan terhadap isi informasi atau information content. Salah satu bagian yang sangat memfokuskan perhatiannya terhadap masalah keamanan sistem informasi di rumah sakit adalah bagian pelayanan medik (yanmed). Data-data pada bagian ini berupa terbagi menjadi dua data utama yaitu data hasil pemeriksaan dan data diagnosis, dimana kedua jenis data tersebut menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan privasi pasien yang bersangkutan.
Unit radiologi, yang merupakan salah satu komponen dari bagian pelayanan medik rumah sakit, menyajikan data-data multimedia baik dalam bentuk still image maupun video. Data-data pada unit atau bagian radiologi dihasilkan melalui proses capture dari instrumen-instrumen radiologi tertentu seperti Computed Tomography Scan (CT-Scan), Ultrasonography (USG) dan lain-lain. Data-data ini kemudian akan digunakan oleh dokter atau praktisi medis sebagai dasar penegakan diagnosis maupun aktivitas pemeriksaan.
Dengan berkembangnya teknologi informasi di bidang kesehatan, maka dihasilkan suatu standar yang disebut standar DICOM (Digital Imaging and Communications in Medicine), yang memungkinkan data-data hasil pemeriksaan radiologi untuk disimpan dan/atau ditransmisikan dengan menggunakan format serta akurasi data tertentu sesuai dengan aturan-aturan yang terdapat dalam standar tersebut.
Lingkup standar DICOM tidak hanya berkisar pada masalah penyimpanan dan penyajian data-data radiologi, namun semakin berkembang ke masalah integrasi instrumen radiologi dengan protokol jaringan komunikasi tertentu seperti TCP/IP, dan pembahasan terhadap keamanan transmisi serta isi data. Integrasi teknologi digital watermark pada gambar radiologi hasil proses capture digunakan sebagai identifikasi gambar yang secara erat berhubungan langsung dengan dua entitas utama, yaitu pasien dan pelaku atau praktisi medis. Penggunaan teknologi digital watermark pada gambar radiologi dengan format standar DICOM, memungkinkan gambar tersebut memiliki Unique Identifier yang dapat dihubungkan langsung dengan nomor dokumen serta kode studi dari pasien yang bersangkutan, yang merupakan dua Information Object Definition pada standar DICOM.
III. LINGKUP PERMASALAHAN
Lingkup permasalah yang dibahas dalam tugas atau makalah ini adalah melakukan suatu analisis terhadap aplikasi teknologi digital watermark pada data still image hasil pengkodean dengan menggunakan standar DICOM.
Ruang lingkup kerja yang akan penulis lakukan secara garis besar adalah sebagai berikut :
1. Analisis format still image pada standar DICOM.
2. Studi tentang teknik-teknik digital watermark
3. Analisis aplikasi salah satu metoda digital watermark pada data still image DICOM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar